Perkembangan Identitas - Analisis Film Gridiron Gang

Minggu, 05 Desember 2010
Menurut James Marcia, status identitas pada remaja ada empat, yaitu identitas diffusion, identitas foreclosure, identitas moratorium, dan identitas achievement.

Status identitas diffusion diperoleh remaja apabila remaja tersebut belum pernah mengalami krisis sehingga belum membuat komitmen. Status identitas foreclosure adalah status identitas untuk remaja yang walaupun belum pernah mengalami krisis, tetapi ia sudah mampu membuat komitmen. Sedangkan Identitas moratorium, adalah dimana seorang remaja sedang berada dalam krisis, tetapi belum membuat komitmen. Dan untuk remaja yang telah mengalami krisis dan telah membuat komitmen, ia memiliki status identitas achievement.

Krisis yang dialami remaja dalam hal ini adalah suatu masa perkembangan identitas dimana remaja memilah-milah alternatif-alternatif yang berarti dan tersedia. sedangkan komitmen adalah suatu bagian dari perkembangan identitas dimana remaja menunjukkan adanya suatu ivestasi pribadi pada apa yang akan mereka lakukan

Pada film Gridiron Gang, Willie Weathers mengalami masa-masa dalam perkembangan identitas remaja. Karena peers dan lingkungan yang identik dengan gang, iapun memutuskan untuk bergabung didalamnya. Ia masuk dalam kehidupan gang yang keras dan berbahaya. Namun pada suatu hari ia mengalami krisis yaitu saat adiknya terbunuh ketika sedang berkelahi dengan anggota gang lainnya.

Karena hal tersebut dan karena masalah yang dihadapi keluarganya, ia menembak mati teman pria ibunya yang sering berbuat kasar pada keluarganya. karena hal ini, ia masuk ke penjara anak-anak.

Dipenjara tersebut ia bertemu dengan orang-orang baru, hal-hal baru dan banyak krisis. Krisis-krisis tersebut membuat Willie mengambil keputusan untuk membuat komitmen dalam bidang football amerika. Willie tidak lagi bergabung dalam gang dan memutuskan untuk berkarir di dunia olahraga football amerika. sehingga dapat dikatakan bahwa Willie Weathers memiliki status identitas achievement.



Orang tua Willie menjadi salah satu krisis dalam perkembangan identitasnya. Saat menjadi anggota gang, ibunya cenderung membiarkannya. tetapi setelah Willie menembak mati teman pria ibunya didepan adiknya, ibunya memilih untuk meninggalkan willie dan tinggal jauh darinya. tidak adanya peran ayah juga sangat mempengaruhi perkembangan identitas Willie sehingga ia mengalami banyak krisis. tetapi setelah bertemu dengan Sean, pengurus penjara anak-anak dan sekaligus pelatihnya dalam olahraga football amerika, willie mulai mendapatkan pencerahan dalam perkembangan identitasnya dan mendorongnya sehingga Willie memiliki status identitas achievement.

Anak dan Media: Mickey Mouse Club House vs Ben 10

Jumat, 11 Juni 2010

Saat ini banyak sekali hiburan-hiburan yang dipersembahkan oleh media untuk sarana bermain dan belajar bagi anak-anak. Mickey Mouse Club House dan Ben 10 adalah salah satu persembahan media untuk anak-anak.

Mickey Mouse Club House adalah hiburan anak yang berupa film yang full kartun. Mickey Mouse Club House adalah tontonan anak yang dikhususkan untuk anak-anak usia pra sekolah. Mickey tidak sendiri saja untuk menemani anak-anak bermain, tetapi ia juga bersama teman-temannya, yaitu Minnie, Donald si bebek, Putri Daisy, Goovy, dan si anjing Pluto.

Banyak hal bermanfaat yang bisa didapatkan anak dari film Mickey Mouse ini. Anak akan diajak untuk bermain, bernyanyi dan belajar bersama Mickey dan kawan-kawan. Dalam film ini, anak akan diajak untuk belajar benyak hal, misalnya berhitung, mengenal warna, mengenal bentuk, mengetahui ukuran, mengenal angka, mengenal arah, mengetahui benda yang cocok untuk melakukan suatu kegiatan, dan lain sebagainya.

Anak juga akan diajari pentingnya membantu teman dan orang lain. Selain itu, anak juga akan ditunjukkan bahwa apabila kita melakukan hal-hal yang tidak baik, maka kita kan mendapatkan balasan yang buruk.

Dengan film Mickey Mouse Club House ini, diharapka anak bisa mendapatkan masa-masa yang menyenangkan dalam masa kanak-kanaknya. Namun ada yang kurang dalam film ini, yaitu bahasa yang digunakan. Film ini menggunakan Bahasa Inggris. Walaupun terdapat teks berbahasa Indonesia, anak-anak usia prasekolah akan sulit mengerti. Oleh karena itu, orang tua perlu menemani anak ketika menontonnya.

Seperti Film Mickey Mouse Club House, Ben 10 juga merupakan salah satu hiburan untuk anak-anak. Karena berupa komik, Ben 10 lebih dikhususkan untuk anak-anak usia sekolah dasar. Mayoritas yang menyukai Ben 10 adalah anak laki-laki. Komik Ben 10 dikemas sangat menarik. Tidak hanya berwarna, tetapi komik Ben 10 juga menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak.

Ben 10 bercerita tentang seorang anak bernama Ben yang memiliki kekuatan dan mampu berubah menjadi sepuluh monster. Ben bertugas untuk membela kebenaran dan menumpas monster-monster jahat. Ben tidak berpetualang sendiri tetapi ia juga ditemani oleh kakek dan sepupunya, Gwen.

Dengan komik Ben 10, anak diajak untuk selalu berbuat baik dan menolong orang lain. Anak juga diajak untuk selalu membela kebenaran. Tetapi, pengawasan dan bimbingan orang tua juga diperlukan ketika anak mengkonsumsi komik Ben 10. Hal ini desebabkan karena komik Ben 10 mengandung kekerasan yang akan berakibat buruk apabila anak sampai menirunya.

Daripada Ben 10, Mickey Mouse Club House lebih disarankan untuk dikonsumsi anak karena lebih aman. Hal ini bisa ditilik dari ketidakadanya kekerasan yang ditonjolkan di dalam film-film Mickey Mouse Club House.

Anak dan Sekolah


Sekolah adalah tempat dimana anak menjalankan pendidikannya. Dalam dunia pendidikan, terdapat beberapa fenomena. Fenomena pendidikan yang dalam sekolah adalah dimana terkadang instruksi yang diberikan pada anak kurang jelas dan tidak sesuai dengan karakteristik si anak. Sedangkan pendidikan dalam rumah memberikan situasi yang kurang kondusif untuk belajar dan mengembangkan kemampuannya. Hal ini disebabkan karena dirumah tidak ada model dalam belajar. Fenomena pendidikan yang terjadi dalam masyarakat adalah dimana anak-anak dengan sosial ekonomi bawah terlalu banyak menghabiskan waktu mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga ketika di kelas, mereka sudah kehabisan tenaga dan tidak konsentrasi terhadap pelajaran.

Pendidikan untuk anak-anak prasekolah memiliki banyak sekali macam. Diantaranya seperti Day Care, PAUD dan Taman Kanak-kanak. Anak-anak prasekolah adalah anak-anak usia 3-5 tahun.

Tes untuk mengukur pengetahuan pada anak-anak prasekolah adalah tes Boehm-Preschool yaitu tentang 26 konsep relasional yang mengacu pada karakteristik dari orang dan objek, seperti ukuran, arah, posisi dalam ruang, jumlah dan waktu. Tes ini berguna untuk mengukur apakah anak mampu mengikuti perintah guru, apakah anak mampu memahami instruksi dan apakah anak mampu berkomunikasi secara efektif dengan orang lain.

Salah satu sarana pendidikan bagi anak-anak prasekolah adalah Day Care. Day Care adalah salah satu bentuk usaha kesejahteraan anak bagi yang orang tuanya tidak berkesempatan menyelenggarakan usaha kesejahteraan anak pada waktu mereka bekerja. Day Care juga menyediakan sarana bagi anak untuk mendapatkan pendidikan prasekolah bagi anak yang berusia 3 tahun hingga ia memasuki pendidikan dasar.

Day care memiliki 3 tipe. Yang pertama Day care di dalam rumah, dimana yang mengasuh adalah kerabat dari keluarga. Yang kedua adalah Family Day Care, dimana Caregiver menyediakan jasa mengasuh anak di rumah mereka. Dan yang ketiga adalah Day Care Center, dimana anak di asuh dalam kondisi seperti sekolah. Day Care center memiliki beberapa jenis, antara lain Private Day Care, Commercial Centers, Church Communities, Office Centers, Public Centers dan Research Centers.

Sarana lain dalam pendidikan anak prasekolah adalah PAUD. PAUD ditujukan untuk mempersiapkan anak sedini mungkin agar kelak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut. Bermain adalah metode yang dianggap tepat untuk sistem pengajaran dalam PAUD. Sehingga diharapkan dengan bermain anak mendapatkan masukan dan menambag pengetahuan anak.

Dalam PAUD terdapat tiga prinsip penting dalam melaksanakan metode pembelajaran. Prinsip pertama yaitu harus memperhatikan segala pembiasaan dan pengetahuan daar yang dibutuhkan anak sesuai dengan perkembangannya. Prinsip kedua adalah lingkungan pembelajaran harus sama dengan keadaan dan lingkungan anak dirumah. Dan prinsip yang ketiga yaitu peran guru adalah sebagai fasilitator yang mengikuti kebutuhan anak.

Setelah anak selesai dengan pendidikan PAUD, maka anak akan melanjutkan ke Taman Kanak-kanak. Taman Kanak-kanak merupakan transisi dari kehidupan keluarga ke kehidupan sekolah formal. Dimana di dalam menempuh Taman Kanak-kanak terdapat 2 tingkat, TK A dan TK B. Tingkatan ini berdasarkan umur.

Dalam menempuh masa pendidikan Taman Kanak-kanak, anak diharapkan sampai pada 3 tujuan, yaitu anak merasa bahagia selama masa kanak-kanak, potensi anak berkembang dan nantinya anak bisa berkembang menjadi individu yang bahagia dan bermanfaat.

Anak dan Teman


Di lingkungan luar rumah, anak berinteraksi denga temannya, baik di sekolah maupun di lingkungan sekitar rumah. Anak mulai senang bermain dengan temannya pada usia 3 tahun. Pada usia ini hingga 12 tahun, anak lebih senang bermain dengan teman yang bejenis kelamin sama. Ketika anak menginjak pendidikan sekolah dasar, anak cenderung suka berkelompok dalam berteman dan mulai membangun persahabatan.

Sangat penting bagi anak untuk membina pertemanan, karena pertemanan memiliki berbagai fungsi penting yang akan membantu dalam proses perkembangannya. Pertemanan akan membantu anak menemukan seorang teman yang cocok dengannya, dimana nantinya temannya tersebut dapat memberikan dukungan pada anak, baik secara fisik maupun ego. Selain itu dengan adanya teman, anak akan mengalami hubungan yang intim, hangat, dekat dan belajar untuk saling mempercayai.

Dengan adanya banyak teman, anak akan mendapatkan banyak informasi menarik yang tidak bisa ia dapatkan dirumah. Sehingga dengan informasi tersebut ia bisa mengetahui posisi teman-temannya terhadap orang lain, sehingga anak mampu membandingkan mana teman-temannya yang berlaku baik.

Dalam pertemanan, terdapat lima status anak di antara teman-temannya. Anak populer (popular children) adalah anak yang disukai dan jarang dibenci oleh teman-temannya. Anak rata-rata adalah anak yang biasa-biasa saja, secara rata-rata ia disukai dan dibenci teman-temannya. Anak yang diabaikan (neglected children) adalah anak yang jarang dijadikan sahabat oleh teman-temannya, tetapi ia tidak dibenci. Anak yang ditolak (Rejected Children) adalah anak yang cenderung ditolak dan dibenci oleh teman-temannya. Dan yang terakhir adalah anak yang controversial, yaitu anak yang sering dikategorikan sebagai teman baik seseorang, tetapi ia cenderung dibenci oleh teman-teman lain.

Dalam menjalin hubungan dengan teman, orang tua juga memberikan pengaruh. Hubungan anak dengan orang tua, akan melatih anak bagaimana cara beersosialisasi dengan teman dan orang lain. Orang tua juga berperan dala pengaturan hidup anak dan kesempatannya berinteraksi dengan teman. Keputusan bagaimana gaya hidup anak, juga didasari oleh orang tua.

Perkembangan Gender

Selasa, 08 Juni 2010

Gender adalah salah satu permasalahan yang tidak pernah habis untuk dibicarakan. Gender sendiri adalah sifat-sifat yang melekat yang dimiliki seseorang, baik secara psikologis maupun sosiokultural, sebagai pembeda antara laki-laki dan perempuan. Berbeda dengan jenis kelamin, gender dapat dipertukarkan dan dapat diubah.

Identitas gender atau perasaan sebagai laki-laki atau perempuan biasanya dicapai ketika anak menginjak usia 3 tahun. Sedangkan aturan-aturan yang berlaku dalam masyarakat social dimana menggambarkan dan menegaskan bagaimana seharusnya laki-laki dan perempuan bertindak, berfikir dan merasa disebut sebagai peran gender.

Terdapat 2 teori psikologi yang menjelaskan tentang gender, yaitu teori psikoanalisa dan teori kognitif social.

Teori psikoanalisa menyatakan bahwa anak dalam usia prasekolah cenderung mengalami ketertarikan pada orang tua yang berbeda jenis kelamin dengannya. Namun pada usia 5-6 tahun, anak tidak lagi tertarik pada orang tua yang berlawanan, sebaliknya ia akan mengidentifaksikan dirinya dengan orang tua yang berjenis kelamin sama. Sehingga secara tidak sadar, ia akan memilki perilaku gender yang sama dengan orang tua yang berjenis kelamin sama tersebut.

Sedangkan teori kognitif social menjelaskan bahwa perkembangan gender didapatkan anak dari hasil observasi dan imitasi dari perilagu gender yang dilihatnya. Namun, peran reward dan punishment tidak boleh lepas dari perkembangan gender anak, sehingga anak dapat mengerti dan menentukan mana perilaku gender yang pantas untuk jenis kelaminnya.

Gender sendiri terbagi menjadi 3 klasifikasi yaitu maskulin, feminin dan androgini. Maskulin adalah klasifikasi yang identik dengan laki-laki. Feminin adalah klasifikasi yang identik dengan perempuan. Sedangkan androgini adalah klasifikasi yang memiliki karakteristik maskulin dan feminin. Anak yang memiliki peran gender baik adalah anak yang memiliki karakteristik androgini, dimana anak lebih fleksibel, sehat mental dan lebih kompeten daripada anak yang maskulin atau feminin.

Perkembangan gender juga tidak lepas dari pola asuh orang tua. Orang tua harus mampu menentukan permainan dan aktivitas apa yang cocok untuk gender anak-anaknya. Biasanya, anak laki-laki diberikan permainan dan aktivitas yang berhubungan dengan fisik yang agresif, sehingga nantinya anak bisa menjadi anak yang memiliki lebih banyak sifat maskulin. Sedangkan anak perempuan deberikan permainan dan aktivitas yang berkaitan dengan emosi dan perasaan, sehingga nantinya anak tumbuh menjadi pribadi yang memiliki lebih banyak sifat feminin.

Pada masa remaja, peran gender akan sangat dipengaruhi oleh kehadiran teman sebaya. Dimana anak akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman-teman sebayanya daripada dengan orang tua. Anak lelaki akan saling bertukar keahlian yang berkaitan dengan maskulinitas dengan teman-temannya. Begitu juga dengan anak perempuan, mereka akan saling bertukar pengalaman yang berhubungan dengan kefeminiman dengan teman sebayanya.


Identitas Diri


Identitas diri adalah komponen yang membentuk konsep tentang diri pada individu. Sedangkan yang dimaksud dengan konsep diri adalah semua hal yang berkaitan dengan pemikiran, keyakinan, dan kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya, yang juga akan mempengaruhi hubungan individu dengan orang lain.

Pembentukan identtitas diri ini, dimulai pada masa bayi dan akan terus berlangsung sepanjang masa kehidupan. Walaupun demikian, identitas diri akan dipermasalahkan ketika anak telah memasuki masa remaja. Karena identitas diri termasuk salah satu tugas perkembangan masa remaja.

Eric Erikson adalah salah satu tokoh yang membahas tentang tahap perkembangan identitas diri pada remaja. Dalam teori tahap perkembangan yang dikemukakan oleh Erikson, terdapat tahap identity vs identity confusion, yakni tahap perkembangan kelima.

Pada tahap identity vs identity confusion, remaja akan berusaha mencari, mencermati dan memutuskan siapa dirinya, bagaimanakah dirinya, serta akan kemana mereka. Remaja akan menyadari arti penting bertanggung jawab terhadap diri mereka dan kehidupan mereka nantinya. Sehingga ia akan mulai menentukan, kehidupan dan jalan seperti apa yang akan mereka tempuh.

Status identitas individu ditentukan oleh peran krisis yang mereka alami dan bagaimana mereka berkomitmen. James Marcia membagi status identitas menjadi 4, yaitu antara lain, identity diffusion yaitu ketika individu belum mengalami krisis dan juga belum berkomitmen, identity foreclosure yaitu ketika individu sudah berkomitmen namun belum mengalami krisis, identity moratorium yaitu ketika individu sudah mengalami krisis dalam hidupnya namun belum berkomitmen, dan yang keempat adalah identity achievement yaitu dimana individu telah mengalami krisis dan sudah berkomitmen.

Perkembangan Emosi



Emosi adalah hal-hal yang berhubungan dengan perasaan atau lebih tepatnya suasana hati. Emosi akan muncul ketika individu tengah berada dalam suatu kondisi atau interaksi dimana individu merasa kondisi tersebut bermakna. Emosi tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi biologis, tetapi juga dipengaruhi oleh adanya budaya yang berlaku dan hubungan dengan orang lain.

Terdapat 2 konsep dalam perkembangan emosi, yaitu penagturan emosi (emotional regulation) dan kompetensi emosi (emotional competence).

Dalam belajar mengatur emosinya, orang tua membantu anak dalam mengatur emosinya (eksternal), orang tua diharapkan mampu memonitor melatih, scaffolding, menolak, mengabaikan dan mengubah terhadap emosi anak, namun semakin bertambahnya usia, anak harus mampu mengatur emosinya secara mandiri (internal) dan mampu mengurangi rangsangan emosi. Dalam pengaturan emosi dibutuhkan strategi kognitif. Anak juga diharpkan mampu memilih dan mengatur situasi dan hubungan social sehingga mengurangi emosi negatif. Dengan pengaturan emosi, anak akan lebih mampu mengembangkan strategi coping stres yang lebih baik.

Seseorang yang dikatakan kompeten secara emosional, ia harus mampu menguasai keterampilan yang berhubungan dengan konteks social. Keterampilan tersebut antara lain, memahami keadaan emosi yang dialami oleh diri sendiri dan orang lain, mampu memilih dan menggunakan kosakata yang tepat untuk mengekspresikan emosi, memiliki rasa sensitive dan empati, coping adaptif terhadap emosi yang negative, sadar bahwa ekspresi emosi berperan penting dalam hubungan interpersonal, serta memandang bahwa keadaan emosi diri adalah cara seorang mengatur emosinya.

Dalam perkembangannya, emosi memiliki 2 tipe, yaitu emosi primer dan emosi yang disadari.

Emosi primer adalah bentuk perasaan yang tidak hanya dimiliki oleh manusia, tetapi juga pada hewan. Yang termasuk dalam emosi primer adalah terkejut, tertarik, senang, marah, sedih, takut dan jijik. Emosi primer mulai muncul pada masa bayi usia 6 bulan.

Sedangkan emosi yang disadari adalah bentuk perasaan yang memerlukan proses kognisi dan adanya kesadaran diri. Yang termasuk dalam emosi yang disadarai adalah empati, cemburu dan kebingungan yang muncul sejak usia 1,5 tahun pertama. Sedangkan untuk rasa bangga, malu dan rasa bersalah mulai muncul pada usia 2,5 tahun pertama.

Perkembangan Bahasa - Lev Vygotsky

Kita sebagai manusia, tidak pernah lepas dari bahasa. Setiap saat, setiap hari, setiap jam, bahkan sampai setiap detik, kita tidak pernah lepas dari bahasa. Karena bahasa adalah alat utama dalam komunikasi, baik dengan orang lain, maupun dengan diri sendiri. Oleh karenanya, mempelajari perkembangan bahasa sangatlah penting.

Nah, menurut Lev Vygotsky, perkembangan bahasa sangatlah penting dalam perkembangan kognitif anak. Berbeda sekali dengan pendapat Piaget yang mengatakan bahwa bahasa baru muncul ketika anak sudah mencapai tahap perkembangan yang sudah lebih maju. Sehingga menurut Piaget, perkembangan kognitif mempengaruhi perkembangan bahasa anak.

Private speech, menurut Vygotsky adalah salah satu cara yang dapat membantu perkembangan bahasa anak untuk. Private speech adalah komunikasi yang dilakukan dengan diri sendiri. Biasanya private speech ini dilakukan dengan 2 cara, secara internal yaitu berbicara dalam hati dan tanpa bersuara, atau secara eksternal yaitu berbicara dengan suara. Private speech juga merupakan salah satu bentuk penggunaan bahasa yang bertujuan untuk mengembangkan anak menjadi pribadi yang mandiri.

Private speech yang dikemukakan oleh Vygotsky ini memiliki banyak sekali kegunaan. Seorang anak yang sering menggunakan private speech dalam perkembangan bahasanya, maka ia akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih pandai berkomunikasi dan berinteraksi secara social dibandingkan dengan anak yang sedikit bahkan tidak pernah menggunakan private speech. Sehingga bisa dikatakan bahwa private speech merupakan transisi awal untk menjadi seseorang yang komunikatif secara social. Selain itu, ternyata private speech juga memiliki peran dalam bagaimana harus menata perilaku. Private speech juga mampu membantu anak dalam membentuk pribadi yang penuh perhatian serta memiliki kinerja yang bagus.

Private speech juga mampu digunakan sebagai alat dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal ini tampak pada anak dalam tahap kognitif pra-operasional, dimana ketika anak yang berusaha memikirkan penyelesaian masalah yang dihadapinya dengan menggunakan suara keras. Namun, ketika anak telah memasuki tahap operasional konkrit, private speech tidak terdengar lagi.